NAMA DOSEN : SURYADI RAHMAT S.Pd. , M.Pd.
MATA KULIAH : MENYIMAK
M E N Y I M A K E F E K T I F
M E N Y I M A K E F E K T I F
NAMA
: NUR AMALINA
GEL.
B
NIM
: 290250301102
UNIVERSITAS TOMAKAKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN T.A 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. Iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.
Latar Belakang ................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C.
Batasan Masalah ............................................................................ 2
D.
Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
A.
Hakikat
Menyimak ............................................................................ 3
B.
Pengertian
Menyimak ....................................................................... 4
C.
Tujuan Menyimak .......................................................................... 4
D.
Jenis
– Jenis Menyimak .................................................................... 9
E.
Faktor
Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak Efektif .......... 10
F.
Kendala
Yang Menghambat Proses Menyimak Efektif .................... 14
G.
Cara
Meningkatkan Keterampilan Menyimak Efaktif ....................... 17
H.
Prinsip
– Prinsip Peningkatan Kemampuan Menyimak .................... 17
I.
Ciri
–Ciri Penyimak Efektif Yang Ideal .............................................. 18
J.
Kegiatan
Menyimak ........................................................................... 20
BAB
III PENUTUP.................................................................................................. 25
a. Kesimpulan ................................................................................... 25
b. Saran............................................................................................... 25
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan Berkah, Rahmat serta
hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang tepat.
Makalah ini
berisi tentang “Menyimak Efektif” yang merupakan pembahsan dalam mata kuliah Menyimak
pada semester IV.
Kami pun
mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-basarnya apabila dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang
bersifat konstrutif tetap kami harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini dimasa
yang akan datang.
Akhirnya, semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua didalam
menjalankan setiap aktivitas dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas
arahan dan bantuan dari semua pihak kami mengucapkan terima kasih, semoga
mendapat balasan berupa imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin…..
Mamuju, 04 April 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Betapa penting peran
menyimak dalam kehidupan sehari-hari, kiranya tidak perlu diragukan lagi. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada berbagai kesibukan
menyimak. Apalagi dalam era globalisasi seperti saat ini, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat dituntut untuk mampu
menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai
media, seperti radio, televisi, telepon, dan internet, maupun melalui tatap
muka secara langsung. Berbagai lembaga, baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan bidang informasi yang
dibutuhkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui kegiatan rapat,
ceramah, seminar, diskusi, debat, simposium, dan sebagainya. Dalam kegiatan
semacam itu, peserta dituntut untuk memiliki keterampilan menyimak yang
memadai.
Dalam
proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif,
kreatif, produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah
keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide
serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Jika diperinci, minimal
ada empat peran menyimak dalam kehidupan, yaitu sebagai landasan belajar
bahasa, penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, pelancar
komunikasi, dan penambah informasi.
Apabila dibandingkan
dengan aktivitas berbahasa yang lain,
aktivitas menyimak selalu melebihi kegiatan berbicara, membaca, dan menulis
(hasil penelitian Paul T. Rankin: menyimak: 42%; berbicara: 25%; membaca: 15%;
menulis: 11% ). Hal itu menunjukkan bahwa menyimak mempunyai peran yang
penting. Untuk itu peranan
keterampilan menyimak siapa saja sebagai suatu hal mendesak yang harus
dilaksanakan
Dengan
demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu
kami akan mencoba menyusun konstribusi ilmu menyimak dalam peningkatan upaya
menyimak efektif.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam pembahasan makalah ini kami akan memfokuskan pada beberapa masalah di bawah ini:
Dalam pembahasan makalah ini kami akan memfokuskan pada beberapa masalah di bawah ini:
1.
Faktor apa saja yang mempengaruhi
keberhasilan menyimak efektif
2.
Tujuan apa yang akan di capai melalui
keterampilan menyimak
3.
Manfaat apa yang akan diperoleh setelah
belajar menyimak
4.
Mengetahui ciri – ciri penyimak ideal
C.
Batasan
Masalah
Dalam batasan masalah ini kami akan membatasi masalah tentang ruang lingkup menyimak dalam peningkatan uapaya menyimak efektif.
Dalam batasan masalah ini kami akan membatasi masalah tentang ruang lingkup menyimak dalam peningkatan uapaya menyimak efektif.
D.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyimak efektif.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri penyimak ideal
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyimak efektif.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri penyimak ideal
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Menyimak
Istilah
mendengarkan, mendengar dan menyimak sering kita jumpai dalam dunia pengajaran
bahasa. Ketiga istilah itu berkaitan dengan makna.
Peristiwa
mendengar biasanya terjadi secara kebetulan, tiba-tiba dan tidak diduga
sebelumnya. Karena itu kegiatan mendengar tidak direncanakan. Hal itu terjadi
secara kebetulan. Apa yang didengar mungkin tidak dimengerti maknanya dan
mungkin pula tidak menjadi perhatian sama sekali. Suara yang didengar masuk
telingan kanan dan keluar dari telinga kiri. Dalam hal tertentu suara yang
didengar itu dipahami benar-benar maknanya. Hal itu terbukti dari reaksi si
pendengar yang bersangkutan.
Mendengarkan
setingkat lebih tinggi tarafnya dari mendengar. Bila dalam peristiwa mendengar
belum ada faktor kesengajaan , maka dalam peristiwa mendengarkan hal itu sudah
ada. Faktor pemahaman biasanya juga mungkin tidak ada karena hal itu belum
menjadi tujuan. Mendengarkan sudah mencakup mendengar.
Di antara
ketiga istilah teraf tertinggi diduduki istilah menyimak. Dalam peristiwa
menyimak sudah ada faktor kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan unsur utama
dalam setiap peristiwa menyimak. Bila mendengar sudah tercakup dalam
mendengarkan maka baik mendengar maupun mendengarkan sudah tercakup dalam
menyimak.
Peristiwa
menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung
atau pun melalui rekaman, radio atau televisi. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh
telinga diidentifikasi bunyinya. Pengelompokannya menjadi suku kata, kata,
frasa dan klausa, kalimat dan wacana. Lagu dan intonasi yang menyertai ucapan
pembicarapun turut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima
kemudian diinterpretasikan maknanya, ditelaah kebenarannya atau dinilai lalu
diambil keputusan menerima atau menolaknya. Berdasarkan uraian di atas maka
dapat disimpulkan difinisi menyimak sbb :
“ Menyimak
adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya. “ Menyimak melinbatkan pendengaran, penglihatan,
penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa
yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya.
B.
Pengertian
Menyimak
Menyimak adalah
mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa
dan sastra Indonesia,
Pengertian
menyimak menurut ahli
·
Drs. Natasasmita Hanapi. 1995: 18)
Menyimak
dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
·
Tarigan
( 1994 : 27 )
Pada kegiatan mendengar mungkin si
pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah
ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsure pemahaman karena itu belum
menjadi tujuan. Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai
usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada
unsure kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsure utama dalam
setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa
menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
·
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(dalam Sutari,1997:16),
Mendengar
mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau
ada bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi
tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar
terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang
hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak.
Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang
disajikan melalui ujaran.
C.
Tujuan
Menyimak
·
Tujuan
Menyimak Secara umum
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah
satu butir dari perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan
menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada
hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena itu dapat
disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau
menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi
beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam
tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan. Salah
satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu
menyimak untuk tujuan :
1. mendapatkan
fakta
2. menganalisis
fakta
3. mengevaluasi
fakta
4. mendapatkan
inspirasi
5. menghibur diri
6. meningkatkan
kemampuan berbicara
a.
Mendapatkan Fakta
Pengumpulan
fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Para peneliti mengumpulkan atau
mendapatkan fakta melalui kegiatan penelitian, riset atau eksperimen.
Pengumpulan fakta seperti cara ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang
terpelajar. Bagi rakyat biasa hal itu jarang atau hampir-hampir tidak dapat
dilakukan. Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengumpulan fakta ialah melalui
membaca. Orang-orang terpelajar sering mendapatkan fakta melakui kegiatan
membaca seperti membaca buku-buku ilmu pengetahuan, laporan penelitian, makalah
hasil seminar,majalah ilmiah, dan populer, surat kabar, dsb. Hal yang seperti
ini pun jarang dilakukan oleh rakyat biasa. Dalam masyarakat tradisional
pengumpulan fakta melalui menyimak tersebut banyak sekali digunakan. Dalam
masyarakat modern pun pengumpulan fakta melalui menyimak itu masih banyak
digunakan.
Kegiatan
pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai
variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam
seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga,
percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau
informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui
menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian
dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
b.
Menganalisis Fakta
Fakta atau
informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antarunsur
fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan
pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam
bidang yang relevan. Proses analisis fakta ini harus berlangsung secara
konsisten dari saat-ke saat selama proses menyimak berlangsung. Waktu untuk
menganalisis fakta itu cukup tersedia asal penyimak dapar menggunakan waktu
ekstra. Yang dimaksud waktu ekstra adalah selisih kecepatan pembicaraan 120 –
150 kata per menit dengan kecepatan berpikir menyimak sekitar 300 – 500 kata
per menit. Analisis kata sangat penting dan merupakan landasan bagi penilaian
fakta. Penilaian akan jitu bila hasil analisis itu benar.
c.
Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga
dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan
pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan
seperti antara lain :
·
Benarkah fakta yang diajukan?
·
Relevankah fakta yang diajukan?
·
Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta
yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan
penyimak maka fakta itu dapat diterima. Sebaliknya bila fakta yang disampaikan
kurang akurat atau kurang relevan, atau kurang meyakinkan kebenarannya maka
penyimak pantas meragukan fakta tersebut. Hasil pengevaluasian fakta-fakta ini
akan berpengaruh kepada kredibilitas isi pembicaraan dan pembicaranya. Setelah
selesai mengevaluasi biasanya penyimak akan mengambil simpulan apa isi pembicaraan
pantas diterima atau ditolak.
d.
Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya
orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan
untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain
semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang
yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti,
dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang
mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif,
sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul
dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh
periklanan, salesman dsb.
e.
Menghibur Diri
Sejumlah
penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau
percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah
letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya
pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang
mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu,
banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang
dibawakan Grup Srimulat.
f.
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak
yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini
penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
1. cara
mengorganisasikan bahan pembicaraan
2. cara
penyampaian bahan pembicaraan
3. cara memikat
perhatian pendengar
4. cara
mengarahkan perhatian pendengar
5. cara
menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
6. cara memulai
dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal
tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang
seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan
berbicara. Cara menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara biasanya
dilakukan oleh mereka yang baru belajar menjadi orator dan mereka yang mau
menjadi profesional dalam membawa acara atau master ceremony.
·
Tujuan
Menyimak Menurut ahli
a. Menurut
Tidyman & butterfield membedakan menyimak menjadi:
1.Menyimak
sederhana
2.Menyimak
diskriminatif
3.Menyimak
santai
4.Menyimak
informative
5.Menyimak
literature
6.Menyimak
kritis
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas
penyimak dapat diklarifikasikan:
1.Kegiatan
menyimak bertarap rendah
2.Kegiatan
menyimak bertaraf tinggi
b. Menurut Gary T. Hunt
Menyatakan
bahwa tujuan menyimak sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh informasi yang
bersangkut paut dengan pekerjaan atau profesi;
2. Agar menjadi lebih efektif dalam
hubungan antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat kerja,
dan di dalam kehidupan bermasyarakat;
3. Untuk mengumpulkan data agar dapat
membuat kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal;
4. Agar dapat memberikan respons yang
tepat terhadap segala sesuatu yang didengar.
c. Menurut Lilian M. Logan
Menyatakan
bahwa tujuan menyimak sebagai berikut:
1. Untuk dapat memperoleh pengetahuan
dari bahan ujaran pembicara, dengan kata lain menyimak untuk belajar;
2. Untuk menikmati terhadap sesuatu
materi ujaran, terutama pada bidang seni, dengan perkataan lain menyimak untuk
menikmati keindahan audial;
3. Untuk menilai bahan simakan (
baik-buruk, indah-jelek, tepat, asal-asalan, logis-tak logis, dan sebagainya;
4. Untuk dapat menikmati dan menghargai
bahan simakan ( penyimak cerita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi, dan
sebagainya ), dengan perkataan lain menyimak untuk evaluasi;
5. Untuk dapat mengkomunikasikan
gagasan-gagasan, ide-ide, perasaan-perasaan kepada orang lain dengan lancar dn
tepat. Dengan kata lain, menyimak sebagai penunjang dalam mengkomunikasikan
idea tau gagasan sendiri;
6. Untuk dapat membedakan bunyi-bunyi
dengan tepat, bunyi yang distingtif ( membedakan arti ) dan bunyi mana yang
tidak distingtif. Ini biasanya diperoleh dari native speaker ( pembicara asli
);
7. Untuk dapat memecahkan masalah
secara kreatif dan analitis dengan masukan dari bahan simakan;
8. Untuk dapat meyakinakan diri sendiri
terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan, dengan perkataan lain
menyimak persuasif.
d. Menurut Djago Tarigan
Menyebutkan
tujuan menyimak sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan fakta dengan cara
mendengarkan radio, tv, menyampaikan makalah, percakapan, dan sebagainya;
2. untuk menganalisis fakta yang
berlangsung secara konsisten dari saat ke saat selama proses menyimak berlangsung;
3. Untuk mengevaluasi fakta yang
disampaikan oleh pembicara
4. Untuk mendapatkan inspirai dari
pembicara orang lain;
5. Untuk menghibur diri
6. Untuk meningkatkan kemampuan
berbicara
D.
Jenis-Jenis
Menyimak
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1) Sumber suara
2) Cara penyimak bahan yang disimak
3) Tujuan menyimak
4) Taraf aktivitas penyimak.
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
2. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1) Sumber suara
2) Cara penyimak bahan yang disimak
3) Tujuan menyimak
4) Taraf aktivitas penyimak.
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
2. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1.
Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak
ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
a) Menyimak social
b) Menyimak sekunder
c) Menyimak estetik
Menyimak ekstensif meliputi
a) Menyimak social
b) Menyimak sekunder
c) Menyimak estetik
2.
Menyimak Intensif
Menyimak
intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Menyimak intensif meliputi:
a) Menyimak kritis
b) Introgatif
c) Menyimak penyelidikan
d) Menyimak kreatif
e) Menyimak konsentratif
f) Menyimak selektif
Menyimak intensif meliputi:
a) Menyimak kritis
b) Introgatif
c) Menyimak penyelidikan
d) Menyimak kreatif
e) Menyimak konsentratif
f) Menyimak selektif
E.
Faktor
Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak efektif
1.
Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi.
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi.
2.
Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang.
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang.
3.
Unsur Penyimak / Pendengar
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4.
Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan
Menurut Hunt dalam Tarigan,
(1987:97).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses kegiatan menyimak efektif, yaitu:
(1)
sikap,
(2)
motivasi,
(3)
pribadi,
(4)
sistuasi kehidupan, dan
(5)
peranan dalam masyarakat
Menurut Webb dalam Tarigan,
(1987:97).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses kegiatan menyimak efektif, yaitu:
(1)
pengalaman,
(2)
pembawaan,
(3)
sikap atau pendirian,
(4)
motivasi, daya penggerak, prayojana, dan
(5)
perbedaan jenis kelamin
Menurut Logan dalam Tarigan,
(1987:97-98).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses kegiatan menyimak efektif, yaitu:
1.
Faktor
lingkungan, yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial,
2.
faktor
fisik,
3.
faktor
psikologis, dan
4.
faktor
pengalaman
Berdasarkan ketiga sumber mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi menyimak, ketiga sumber tersebut mempunyai perbedaan dan
persamaan. Setelah dibandingkan sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses kegiatan menyimak efektif adalah:
(1)
faktor fisik,
(2)
faktor psikologis,
(3)
faktor pengalaman,
(4)
faktor sikap,
(5)
faktor motivasi,
(6)
faktor jenis kelamin,
(7)
faktor lingkungan, dan
(8)
faktor peranan dalam masyarakat.
1) Faktor Fisik
Kondisi
fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan
keefektifan serta kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar
sekali mendengar. Dalam keadaan seperti itu, mungkin saja dia terganggu atau
kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia berada jauh di bawah
ukuran gizi yang normal, sangat lelah, serta tingkah polahnya tidak karuan.
Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan modal penting dalam melakukan
kegiatan menyimak. Lingkungan fisik juga mempengaruhi dalam menyimak, seperti
ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin, dan suara bising dapat
mengganggu orang yang sedang melakukan kegiatan menyimak.
2) Faktor
Psikologis
Tarigan (1987:100) menyebutkan bahwa
faktor-faktor psikologis dalam menyimak mencakup masalah-masalah:
1) prasangka dan kurangnya simpati
terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan;
2) keegosentrisan dan keasyikan
terhadap minat pribadi serta masalah pribadi;
3) kepicikan yang menyebabkan pandangan
yang kurang luas;
4) kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan
tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan;
5) sikap yang tidak layak terhadap
sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang
pembicara.
3). Faktor
Pengalaman
Latar
belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak. Kurangnya
minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya pengalaman dalam bidang
yang akan disimak tersebut. Sikap-sikap yang menentang dan bermusuhan timbul
dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, siswa tidak akan “mendengar”
ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka.
4) Faktor
Sikap
Setiap
orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik atau pokok-pokok
pembicaraan yang dapat disetujui dibanding dengan yang kurang atau tidak
disetujuinya. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai
segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap
menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap
menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya.
5) Faktor
Motivasi
“Motivasi
merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat
untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil
mencapai tujuan” (Tarigan, 1987:103).
Dorongan
dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu. Dalam mengutarakan
maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi seorang guru merupakan suatu
bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta memperbesar motivasi mereka
untuk menyimak dengan tekun.
6) Faktor
Jenis Kelamin
Berdasarkan
beberapa penelitian, para pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada
umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian
pada sesuatu pun berbeda pula.
Silverman
dan Webb, misalnya, menemui fakta-fakta bahwa gaya menyimak pria pada umumnya
bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau
tidak mau mundur, menetralkan, intrusif (bersifat mengganggu), dapat
menguasai/mengendalikan emosi; sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih
subjektif, pasif, ramah/simpatik, difusif (menyebar), sensitif, mudah
dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak
berdikari), dan emosional (dalam Tarigan, 1987:104).
7) Faktor
Lingkungan
Faktor
lingkungan terdiri atas dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Dalam lingkungan fisik, ruangan kelas merupakan faktor penting dalam memotivasi
kegiatan menyimak, seperti menaruh perhatian pada masalah-masalah dan sarana-sarana
akustik, agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan
dan gangguan. Para guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi
sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap siswa mendapat kesempatan yang
sama untuk menyimak.
Lingkungan
sosial juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam menyimak.
Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana dimana mereka didorong untuk
mengekspresikan ide-ide mereka, juga cepat mengetahui bahwa sumbangan-sumbangan
mereka akan dihargai. Anak-anak yang mempunyai kesempatan untuk didengarkan
akan lebih sigap lagi mendengarkan apabila seseorang mempunyai kesempatan
berbicara. Jadi, suasana dimana guru merencanakan pengalaman-pengalaman yang
memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk
meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka.
8) Faktor
Peranan dalam Masyarakat
Tarigan
(1987:107) menyatakan bahwa “banyak berjalan banyak dilihat; banyak disimak
banyak diserap banyak pengatahuan.” Kemauan menyimak dapat dipengaruhi oleh
peranan dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, dipandang perlu untuk
menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungan
dengan masalah pendidikan dan pengajaran. Sebagai seorang mahasiswa, diharapkan
dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian daripada sebagai karyawan
harian pada sebuah perusahaan setempat. Jelaslah betapa pentingnya faktor
peranan dalam masyarakat bagi peningkatan menyimak.
F.
Kendala
Yang Menghambat Proses Menyimak Efektif
Hambatan dan kendala dalam menyimak
banyak dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasan jelek. Seperti
a. Menyimak lompat tiga, maksudnya
perhatian penyimak melompat-lompat karena kecepatan berpikir menyimak kurang
lebih 400 kata per menit sedangkan kecepatan berbicara hanya kurang lebih 200
kata per menit. Selain itu, menyimak daku dapat fakta, maksudnya penyimak
berusaha menangkap satu dua fakta dan kehilangan fakta lainnya, sehingga
penyimak tidak dapat bernalar dengan baik.
b. Hambatan juga terjadi karena sering
mengungkapkan penolakan secara gegabah terhadap sesuatu objek sebagian tidak
menarik perhatian,
c. Menyimak dengan pensil dan kertas di
tangan, menyimak penjelasan-penjelasan yang sulit dicerna, melakukan kegiatan
perhatian dengan berpura-pura.
d. Kendala lain adalah faktor
psikologi, selalu berprasangka dan kurang simpati terhadap pembicara,
kegosentrian serta masalah-masalah pribadi, kurang luasd pandangan.
e. Faktor motivasi
Ini berkaitan dengan pribadi
seseorang, atau kesadaran diri.
f. Keegosentrisan
Sifat mementingkan diri sendiri
(egois) mungkin saja merupakan cara hidup bagi sebagian orang. Orang yang egois
tidak akan bergaul dalam masyarakat dengan baik. Dia lebih senang didengar oleh
orang daripada mendengarkan pendapat orang lain. Sifat seperti ini merupakan kendala
dalam menyimak.
g. Keengganan ikut terlibat
Keengganan menanggung resiko, jelas
menghalangi kegiatan menyimak karena menyimak adalah salah satu kegiatan yang
mau tidak mau harus melibatkan diri dengan sang pembicara. Bagaimana seseorang
dapat menjadi penyimak yang baik kalau dia enggan atau tidak mau melibatkan
dirinya dengan pembicara dan para penyimak lainnya. Keengganan ikut terlibat
dengan orang lain memang merupakan suatu kendala dalam kegiatan menyimak yang
efektif.
h. Ketakutan akan perubahan
Perubahan dapat saja terjadi, tetapi
perubahan yang kita harapkan adalah perubahan yang membawa keinginan. Orang
yang takut akan perubahan, takkan bisa menjadi penyimak yang efektif. Apabila
ingin menjadi seorang penyimak yang baik, jangan takut dan harus rela mengubah
pendapat, bila perlu harus berani mengubah dan menukar pendapat sendiri kalau
memang ada pendapat atau gagasan partisipan lainnya yang lebih unggul dan lebih
dapat diandalkan. Orang yang takut akan perubahan tidak akan dapat mengalami
kemajuan, karena dia sendiri hidup dalam suasana yang selalu berubah.
i.
Keinginan
menghindari pertanyaan
Malu bertanya, sesat di jalan. Jika
isi peribahasa ini kita pahami benar-benar, maka tidak akan ada alas an bagi
kita untuk menghindari atau tidak mau menjawab pertanyaan orang lain. Dapat
memberikan jawaban dan penjelasan atas pertanyaan orang lain, berarti kita
telah membantu dia. Keinginan menghindari pertanyaan, dengan alas an takut
nanti jawaban yang diberikan akan memalukan, jelas merupakan kendala dalam kegiatan
diskusi, kegiatan berbicara, dan kegiatan menyimak. Kondisi internal ini harus
diperbaiki kalau memang kita ingi menjadi penyimak yang efektif.
j.
Puas
terhadap penampilan eksternal
Pada saat kita mengemukakan suatu
pendapat, kita melihat partisipan mengangguk-anggukkan kepala sambil tersenyum.
Kalau kita terus merasa puas dengan tanda simpatik dan pengertian seperti itu,
maka kita akan gagal menyimak lebih intensif lagi untuk kalau pengertian itu
memang benar-benar wajar. Orang yang cepat merasa puas telah mengetahui maksud
sang pembicara berarti tergolong penyimak yang tidak baik. Sifat lekas merasa
puas terhadap penampilan eksternal, jelas merupakan suatu kendala atau
rintangan dalam kegiatan menyimak efektif.
k. Pertimbangan yang premature
Kalau ada sesuatau yang prematur,
maka itu merupakan sesuatu yang tidak wajar. Segala sesuatu yang akan
diutarakan para pembicara telah diketahui oleh penyimak yang mempunyai
pertimbangan dan keputusan yang prematur. Ini adalah contoh penyimak yang
jelek, dan sifat seperti ini justru menghalanginya untuk menjadi seorang
penyimak yang afektif.
l.
Kebingungan
semantic
Makna suatu kata tergantung kepada
individu yang memakainya dalam situasi tertentu dan waktu yang tertentu juga.
Kalau seorang penyimak yang tidak memahami hal ini, maka dia akan kebingungan
dalam mengartikan kata-kata yang dipakai oleh sang pembicara. Kebingungan
semantik ini jelas merupakan kendala serius bagi seorang penyimak. Bagaimana
mungkin seseorang menyimak dengan baik, dapat menangkap, menyerap, memahami,
apalagi menguasai isi ujaran, kalau dia tidak memahami makna kata-kata atau
wacana yang dipergunakan oleh sang pembicara. Seseorang yang ingin menjadi
penyimak yang efektif harus mempunyai kosa kata yang memadai.
G.
Cara
Meningkatkan Keterampilan Menyimak Efektif
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keterampilan menyimak efektif
seperti berikut ini:
(1)
bersikaplah secara positif;
(2)
bertindak responsif;
(3)
cegahlah gangguan-gangguan;
(4)
simaklah dan ungkaplah maksud pembicara;
(5)
carilah tanda-tanda yang akan datang;
(6)
carilah rangkuman pembicaraan terlebih dahulu;
(7)
nilailah bahan-bahan penunjang; dan
(8)
carilah petunjuk-petunjuk nonverbal.
H.
Prinsip-prinsip Peningkatan
Kemampuan Menyimak
Ada perbedaan dalam gaya belajar
dari setiap jenis pembelajar. Semua gaya belajar memuat strategi-strategi
belajar dan menggambarkan prinsip-prinsip belajar. Dari gambaran ini dan
berdasarkan pengembangan keterampilan berbahasa, dapat ditarik beberapa garis
panduan umum:
a. Kemampuan menyimak meningkat melalui
interaksi tatap muka. Melalui interaksi dalam bahasa Indonesia, pembelajar
memiliki kesempatan untuk mendapatkan masukan bahasa yang baru dan kesempatan
untuk mengecek kemampuan menyimaknya sendiri. Interaksi tatap muka menyediakan
stimulasi untuk meningkatkan kemampuan memaknai bahan simakan.
b. Kemampuan menyimak meningkat melalui
pemusatan perhatian pada makna dan upaya mempelajari bahan yang penting dan
baru dalam bahasa sasaran.
c. Kemampuan menyimak meningkat melalui
kegiatan pemahaman. Dengan memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan khusus
menyimak, para pembelajar memiliki kesempatan untuk menilai dan merevisi apa
yang telah mereka capai.
d. Kemampuan menyimak meningkat melalui
perhatian terhadap kecermatan dan analisis bentuk. Dengan belajar memahami
bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat pada saat melakukan aktivitas yang
berorientasi pada makna, para pembelajar dapat memperoleh kemajuan. Dengan
belajar mendengarkan bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat, mereka memperoleh
keyakinan dalam memahami bahan simakan (Rost, 1991: 7).
I.
Ciri-Ciri
Penyimak Efektif yang Ideal
Menurut Djago Tarigan (1983:4-13) mengatakan bahwa
penyimak yang baik itu ada 14 jenis, sebagai berikut :
1. Berkonsentrasi
Yaitu dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap apa yang disimak. Hal ini dapat membantu untuk menghubungkan bahan yang disimak dengan apa yang diketahuinya.
Yaitu dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap apa yang disimak. Hal ini dapat membantu untuk menghubungkan bahan yang disimak dengan apa yang diketahuinya.
2. Penyimak
harus bermotivasi
Yaitu memiliki tujuan tertentu,
misalnya ingin menambah ilmu pengetahuan, ingin mempelajari sesuatu, dan
sebagainya. Hal ini dapat membuat penyimak menjadi bersungguh-sungguh dalam
menyimak.
3.
Penyimak harus menyimak secara
menyeluruh.
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4. Penyimak
harus menghargai pembicara
Yaitu tidak boleh menganggap remeh
orang lain, dalam hal ini adalah pembicara.
5. Penyimak
yang baik harus selektif,
Yaitu memilih bagian yang penting
dari bahan simakan. Tidak semua bahan simakan diterimanya brgitu saja, tetapi
ia dapat menentukan bagian mana saja yang dianggap penting.
6. Penyimak
harus sungguh-sungguh / Tidak
emosi
Yaitu penyimak harus dapat
mengendalikan emosinya dan tidak mencela pembicara.
7. Penyimak
tidak mudah terganggu
Yaitu penyimak harus focus terhadap
bahan simakan dan tidak mudah terpengaruh oleh gangguan-gangguan dari luar
seperti suara-suara dan sebagainya.
8. Penyimak
harus cepat menyesuaikan diri
Yaitu dengan cepat dapat menebak
kemana arah pembicaraan akan berlangsung dan menduga garis besar isi
penbicaraan.
9. Objektif.
Yaitu selalu tahu apa yang sedang
dibicarakan dan sebaiknya selalu menghargai pembicara walaupun pembicara kurang
menarik penampilannya atau sudah dikenal oleh penyimak.
10. Siap fisik dan mental.
Yaitu penyimak benar-benar
menyiapkan diri untuk menyimak, misalnya menjaga kondisi badan yang sehat,
tidak lelah, mental stabil, dan pikiran jernih.
11. Kontak
dengan pembicara
Yaitu memperhatikan pembicara,
memberikan dukungan kepada pembicara melalui mimik, gerak, atau ucapan
tertentu.
12. Merangkum
Yaitu dapat menangkap isi pembicaraan
atau bahan simakan dengan membuat rangkuman dan menyjikan atau menyampaikannya
setelah selesai menyimak.
13. Menilai
Yaitu proses penilaian terhadap
materi yang disampaikan. Mengadakan tanggapan.
14. Merespon
Yaitu mengadakan tanggapan atau
reaksi misalnya dengan memberikan applaus maupun memberikan komentar.
Menurut Kamidjan dan Suyono (dalam
Depdiknas 2002:17) menyatakan bahwa penyimak yang baik adalah penyimak yang
memiliki tiga sikap berikut ini.
a. Sikap objektif.
Sikap yang objektif adalah pandangan
penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan
menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah
terpengruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak, seperti pribadi pembicara,
ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
b. Sikap kooperatif.
Sikap kooperatif adalah sikap
penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi
tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan
menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu terjadi, maka penyimak akan
mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik adalah sikap berkooperatif
dengan pembicara.
c. Bahan simakan.
Bahan simakan merupakan unsure
terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksud bahan
simakan adalah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan
itu dapat berupa konsep, gagasan, dan informasi. Jika pembicara tidak dapat
menyampaikan informasi dengan baik, maka pesan itu tidak dapat diserap oleh
penyimak. Jika hal itu terjadi, berakibat terjadinya kegagalan dalam komunikasi
lisan tersebut.
Siap fisik dan mental. Yaitu
penyimak benar-benar menyiapkan diri untuk menyimak, misalnya menjaga kondisi
badan yang sehat, tidak lelah, mental stabil, dan pikiran jernih.
Menurut budiman, (2008:2)
Penyimak yang baik apabila individu
mampu menggunakan waktu ekstra untuk mengaktifkan fikiran pada saat menyimak.
Ketika seseorang menyimak, perhatiannya tertuju pada objek bahan simakan. Pada
saat itulah akan didapatkan proses menyimak yang efektif,
J.
Kegiatan
Menyimak
1.
Proses menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
a. Rangsang
bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak.
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak.
b. Penerimaan
alat peraga
c. Perhatian
dan penyelesaian
d. Pemberian
makna.
2.
Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
3. Faktor-faktor
yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
a. Memori
Adapun memori dalam
diri kita memiliki tiga fungsi penting
·
Menyusun arah tentang apa yang akan kita
lakukan dalam aktivitas
·
Memberikan struktur baku terhadap
pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila konsep-konsep kita tersebut
dikemukakan oleh orang lain
·
Memberikan arah/pedoman untuk mengingat
pengalaman/ pengetahuan dan informasi-informasi yang telah diketahui sebelumnya.
Beberapa teori yang
memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa informasi yang disimpan dalam
memori hilang (lupa)
·
Fuding teori (teori pemudaran):
maksudnya informasi yang tidak sering digunakan akan memudar / perlahan-lahan
hilang
·
Distortion theory: informasi yang mirip
dengan informasi yang lainnya tidak dapat dibedakan, yang telah disimpan di
ingatan
·
Superssion Theory: teori ini menyatakan
pesan akan hilang akibat hambatan multivasional (melukai)
·
Interference Theory: teori ini
menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya akan bercampur dengan
informasi yang baru didapat
·
Processing Break down theory: teori ini
berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-bagian informasi dapat diingat tanpa
menggunakan sistem pengkodean makna ganda (sistem coding ambigu)
Menurut penelitian manusia akan lebih
mengingat apabila informasi itu:
1) Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
3) Terorganisir dan
4) Berupa informasi visual
1) Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
3) Terorganisir dan
4) Berupa informasi visual
Menurut
Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat
meningkatkan daya mengingat kita. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk
meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan
peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.
b. Konsentrasi
Salah
satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan
(penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang
terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi
energi. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon
pada suatu rangsang saja. Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah
mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy). Menurut Erving
Goffman, bentuk standar dan kesalahan penafsiran meliputi hal-hal berikut:
1. Pencakupan
/ pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada pesan penutur,
pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya oleh stimulasi / rangsang
dari luar
2. Kesadaran
diri
3. Kesadaran
berinteraksi
4. Kurangnya
rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan
Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya; kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab
Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya; kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab
c. Pembendaharaan
kata
Faktor
yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa kata.
Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam pemahaman
pendengar.
Dalam
peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional
yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan
usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai
berikut:
1. Sampai
kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata fungsional terbesar
yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening vocabulary) artinya
pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil simakan dari kehidupan
sehari-hari
2. Setelah
lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki, umumnya
dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary).
Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata kosa kata sebesar 20.00 kata.
Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata kosa kata sebesar 20.00 kata.
Untuk
meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah
Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Langkah
pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar yang dapat
membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan maknanya adalah
kemampuan menganalisa struktur dan kemampuan menganalisa konteks kata
keterampilan pertama tadi yaitu analisis struktur.
2. Langkah
yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim dari
konteks-konteksnya.
Ada
2 jenis petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal yakni petunjuk
sematik (makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat), yang termasuk ke dalam
petunjuk sematik adalah petunjuk sinonim, penjelas, deskripsi, contoh,
kesimpulan, penjelas pengalaman, situasi, Petunjuk kontekstual kedua adalah
petunjuk sintaksis berupa pola-pola penyusun kalimat yang menjadi penyusun
suatu kalimat.
d. Faktor-faktor
tambahan
1. Faktor
kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah
2. Tak
banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang diterapkan dalam penelitian
3. Karena
sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
Ada
beberapa variabel yang mempengaruhi keefektifan menyimak konprehensif adalah
usia, motivasi, intelgensia, tingkat pencapaian, kemampuan berbicara, pemahaman
membaca, kemampuan belajar, kemampuan berbahasa dan cultural.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
i.
Simpulan
Dari makalah ini dapat kita ambil kesimpulan yaitu:
1. Antara mendengar, mendengarkan dan
menyimak itu berbeda
2. Menyimak merupakan tingkatan yang
paling tinggi diantara kegiatan tersebut
3. Menyimak merupakan keterampilan yang
sangat di perlukan dalam semua kegiatan baik kegiatan akademik maupun kegiatan
sehari-hari, terlebih dalam kegiatan pembelajaran bahasa.
4. Setiap kegiatan menyimak mempunyai
kegiatan yang berbeda-beda.
ii.
Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca
untuk mempelajari menyimak lebih mendalam agar kegiatan menyimak yang dilakukan
berkualitas lebuh baik sehingga efektif dan efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar